Jumat, 31 Oktober 2008
Hati-hati, Pencurian Data Melalui Keyboard
Penyerangan tersebut telah dirancang oleh mahasiswa kedokteran Martin Vuagnoux dan Sylvain Pasini, dari Laboratorium Keamanan dan Kriptografi di Swiss Ecole Polytechnique Federale de Lausanne (EPFL). Kedua mahasiswa EPFL tersebut telah mengetes 11 model keyboard yang berbeda, yang terkoneksi ke sebuah computer via USB atau socket PS/2. Vuagnoux dan Pasini juga mengetes keyboard yang dikoneksikan ke laptop.
Setiap keyboard yang dites memiliki kelemahan setidaknya satu dari empat penyerangan telah digunakan. Satu penyerangan telah ditunjukkan pada gambar dalam jarak hanya 20 meter. Para peneliti tersebut juga menggunakan antenna radio yangs secara penuh mampu ‘menangkap’ keystroke atau kunci apapun yang dimasukkan user, yang akan mengeluarkan radiasi elektromagnetik ketika kunci keyboard ditekan. Dalam sebuah video digambarkan bahwa mereka tidak menggunakan computer desktop atau display LCD untuk meminimalisir pengambilan sinyal yang dilakukan oleh source lain.
Selasa, 21 Oktober 2008
Sapu Tangan Anti Peluru Ala Colombia
Selain itu juga ada kaos katun anti peluru yang ringan dan dirancang untuk bertahan dari terjangan peluru senjata berkalibar 9mm. Cabarello menyebutnya ‘Armani of armor’ dengan harga USD 12,000. Uniknya, pakaian ini justru dicari-cari orang penting dunia seperti President Huga Chavez dari Venezuela, Pangeran Felipe dari Spanyol hingga President Alvaro Uribe dari Columbia.
Caballero juga ada memasarkan tuxedo anti peluru yang secara khusus ada di Amerika Selatan hingga London. Selain tuxedo, bahkan ada sapu tangan anti peluru yang dimasukkan di saku kiri tuxedo. Dari mulai tuxedo hingga aksesoris sapu tangan anti peluru ini dirangkum dengan nama ‘Bullet-Proof Gentleman’s Pocket Square’.
Di balik semua style pakaian dan aksesoris anti peluru tersebut terdapat substansi dari material Kevlar untuk armor. Caballero sendiri yang mengembangkan dan mematenkan bahan nylon dan polyester yang dapat menahan tembakan api tanpa mengorbankan kenyamanan bagi penggunanya. “Ini bukan hanya anti peluru yang stylish lagi, namun pakaian anti peluru kini telah menjadi style.”, kata Caballero.
Selasa, 14 Oktober 2008
Bahaya di Balik Hadirnya MP3 Player
Hampir semua orang memiliki MP3 player dan senang mendengarkan alunan lagu dari benda tersebut. Namun tahukah Anda, ada resiko kesehatan di balik kesenangan menggunakan MP3 player?
Sebuah tim yang terdiri dari sembilan ahli dari Scientific Committee on Emerging and Newly Identified Health Risks telah merilis penemuannya dalam suatu study, Senin lalu. Study yang dilakukan telah menemukan bahwa orang yang mendengarkan pemutar musik personal selama lima jam saja dalam satu minggu dengan volume yang tinggi, dapat mengalami kerusakan pendengaran secara permanent.
Tim tersebut juga menitikberatkan bahwa orang yang masih muda dapat mengalami kerusakan di pendengaran, yang selama ini mungkin kurang disadari. “Mendengarkan pemutar musik personal atau biasa disebut MP3 dengan volume tinggi ketika masih berusia muda, seringkali tidak memberikan efek secara langsung di pendengaran, namun akan berimbas pada beberapa tahun mendatang atau di usia dua puluhan.”, kata tim ahli tersebut.
Sembilan tim ahli tersebut menilai bahwa resiko yang dapat menimpa user mungkin memang tidak sebanding dengan keuntungan yang dapat dinikmati oleh iPod Apple. Mereka juga memaksa Apple untuk menyediakan upgrade software untuk membatasi output iPod ke 100 desibel seperti pada desain headphone yang dapat memblokir noise eksternal. Menurut tim ahli, musik dapat memisahkan pendengar dan mengisolasinya dari lingkungan mereka, terutama ketika mereka sedang berjalan atau menyetir kendaraan di jalan yang padat.Senin, 06 Oktober 2008
Video Game Perpanjang Hidup Pengidap Kanker
Kato menyatakan hal tersebut dalam Jurnal Pediatrics-nya, bahwa video game dapat membantu meningkatkan usia hidup yang lebih panjang dari orang-orang muda atupun dewasa yang mengidap kanker. Kato meneliti secara acak dari 373 pasien pengidap kanker, baik pria dan wanita, yang berusia 13 hingga 29 tahun. Kemudian para pasien tersebut masuk ke dalam treatment center di US, Kanada dan Australia untuk memainkan sebuah standard video game “Re-Mission” atau “Indiana Jones and the Emperor’s Tomb”.
Dalam game Re-Mission (http://www2.re-mission.net), yang dikembangkan oleh HopeLab, sebuah perusahan non-profit dari California, pemain dapat mengontrol robot kecil bernama “Roxxi” yang berjalan di lingkungan game 3D, yang mempresentasikan isi body pasien berusia muda yang mengidap kanker. Pemain dapat menggunakan Roxxi untuk menghancurkan sel kanker dan mengontrol efeknya, kemudian memenangkan game dengan fasilitas kemoterapi obat dan pil antibiotic, menggunakan teknik relaxation, makan mkanan yang bergizi dan menjaga kondisi tubuh dari serangan tipe kanker lainnya.
Pasien dalam dua kelompok game tersebut masing-masing bermain video game dalam waktu minimla satu jam dalam satu minggu. Hasil monitoring pil ‘elektronik’ tersebut telah menunjukkan peningkatan sebesar 16% dalam konsumsi antibiotic dalam grup game Re-Mission. Selin itu, hasilnya juga lebih banyak, sekitar 62,3% dari total penggunaan obat antibiotic, bila dibandingkan dengan grup game Indiana Jones, yang hanya 52,5% dalam pemakaian antibiotic dalam game. Selain itu, tingkat penggunaan kemoterapi obat juga lebih tinggi di grup game Re-Mission.Dari hasil tersebut, Kato menilai bahwa game tersebut mulai bekerja, karena telah memberikan pasien sebuah pandangan baru dari penyakit kanker yang diidap mereka. Sebagai contoh, mereka sekarang dapat berpikir bahwa kemoterapi dapat membasmi kanker, sehingga membuat kepala mereka botak. Menurut Kato, hal tersebut walaupun perubahan yang kecil, namun mampu memberikan mereka harapan yang baru.